cover
Contact Name
I G. Made Krisna Erawan
Contact Email
krisnaerawan@unud.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Animal Hospital, Faculty of Veterinary Medecine Building, Udayana University, 2nd Floor, Jalan Raya Sesetan, Gang Markisa No 6, Banjar Gaduh, Sesetan, Denpasar, Bali, Indonesia
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Veteriner
Published by Universitas Udayana
ISSN : 14118327     EISSN : 24775665     DOI : https://doi.org/10.19087/jveteriner
Core Subject : Health,
Jurnal Veteriner memuat naskah ilmiah dalam bidang kedokteran hewan. Naskah dapat berupa: hasil penelitian, artikel ulas balik (review), dan laporan kasus. Naskah harus asli (belum pernah dipublikasikan) dan ditulis menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Naskah ilmiah yang telah diseminarkan dalam pertemuan ilmiah nasional dan internasional, hendaknya disertai dengan catatan kaki
Arjuna Subject : -
Articles 17 Documents
Search results for , issue "Vol 22 No 4 (2021)" : 17 Documents clear
Konsentrasi Glukosa, Kolesterol dan Trigliserida Darah Tikus Subkronis Akibat Pemberian Ekstrak Kapang Endofit Daun Sirsak Akhmad Endang Zainal Hasan; Dimas Andrianto; Husnawati Husnawati
Jurnal Veteriner Vol 22 No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.978 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.4.540

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat toksisitas subkronis ekstrak etil asetat kapang endofit daun sirsak pada tikus Sprague Dawley terhadap glukosa darah, kolesterol, dan trigliserida selama 90 hari. Pemberian ekstrak etil asetat sebanyak 1 mL secara oral pada tikus betina perlakuan. Kelompok kontrol normal tidak diberi ekstrak etil asetat kapang endofit daun sirsak. Dalam penelitian ini digunakan tikus betina sebanyak 40 ekor termasuk kontrol normal. Ekstrak diberikan dengan dosis 20 mg/kg berat badan, 80 mg/kg berat badan, dan 240 mg/kg berat badan. Hasil penelitian diperoleh bahwa konsentrasi glukosa darah tikus betina secara berturut-turut adalah 119,68-152,53 mg/dL, 66,20-89,66 mg/dL, dan 118,95-149,32 mg/dL pada hari ke-30, ke 60 dan ke 90. Konsentrasi kholesterol darah tikus betina secara berturut-turut adalah 52,6-120,0 mg/dL, 94,40-119,0 mg/dL, dan 53,83-79,25 mg/dL pada hari ke-30, ke 60 dan ke 90. Konsentrasi trigliserida darah tikus betina secara berturut-turut adalah 108,50-171,40 mg/dL, 112,20-118,10 mg/dL, dan 96,33-120,70 mg/Dl pada hari ke-30, 60 dan ke 90. Pemberian ekstrak etil asetat selama 90 hari dengan dosis sampai 240 mg/kg BB tidak menyebabkan kelainan nilai gula darah, kolesterol, dan trigliserida tikus Sprague Dawley. Semua parameter pada hari ke-90 tidak menunjukkan perbedaan secara statistika dibandingkan dengan kelompok normal. Ekstrak etil asetat kapang endofit daun sirsak pada penelitian ini tidak menimbulkan efek toksik terhadap konsentrasi glukosa, kolesterol, dan trigliserida selama uji subkronik hari ke-90.
Molecular Docking Senyawa Jahe Merah dan Kunyit pada Dense Granules Protein-1 Toxoplasma gondii dengan Metode In Silico Fitrine Ekawasti; Siti Sa'diah; Umi Cahyaningsih; Ni Luh Putu Indi Dharmayanti; Didik Tulus Subekti
Jurnal Veteriner Vol 22 No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.209 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.4.474

Abstract

Toksoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang berdistribusi luas di seluruh dunia. Penyakit ini, selain mengkhawatirkan manusia juga dapat berdampak pada ekonomi peternakan karena menyebabkan penurunan produksi, gangguan pertumbuhan dan fertilitas termasuk aborsi, prematur, dan lahir mati. Prevalensi toxoplasmosis di Indonesia sangat tinggi, pada manusia sekitar 40–85%, dan pada hewan berkisar antara 5–80%. Jahe merah dan kunyit merupakan tanaman zingiberaceae yang mengandung antioksidan tinggi, yang diketahui memiliki aktivitas menghambat proses inflamasi dan berpotensi sebagai anti-toxoplasma. Namun, sampai saat ini belum diketahui mekanisme kerja senyawa aktif kunyit dan jahe merah dalam berikatan dengan reseptor protein T. gondii sebagai target pada terapi toxoplasmosis. Dilakukan uji aktivitas senyawa yang terkandung dalam jahe merah dan kunyit sebagai anti-toxoplasma terhadap protein GRA1 T. gondii dengan molecular docking secara in silico. Protein GRA1 berperan penting dalam kelangsungan hidup T. gondii. Preparasi data dasar dari struktur protein GRA1 menggunakan software PyRx, preparasi dan optimasi struktur 3D ligan jahe merah dan kunyit menggunakan aplikasi web server SWISS model prediction, serta metode molecular docking dan docking ligan pada protein GRA1 menggunakan software Autodock Vina. Hasil simulasi menunjukkan bahwa senyawa pada jahe merah dan kunyit memiliki potensi sebagai anti toxoplasmosis. Senyawa potensial demethoxycurcumin pada kunyit memiliki nilai binding affinity dan interaksi ikatan yang paling kuat terhadap protein GRA1 T. gondii.
Peningkatan Nilai Ekonomi Peternak Melalui Diversifikasi Usaha Sapi Perah Supardi Rusdiana; Lisa Praharani; Andi B Lompengeng Ishak; Chalid Talib
Jurnal Veteriner Vol 22 No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.377 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.4.598

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan nilai ekonomi peternak melalui diversifikasi usaha sapi perah. Penelitian dilakukan di Desa Cikahuripan, Cikole, Cikidang dan Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat tahun 2019. Penelitian menggunakan metode survei dengan teknik wawancara dan pengisian kuisioner terhadap 100 peternak. Peternak pada penelitian ini adalah peternak sapi perah, yang berasal dari empat desa. Dari setiap desa yang dijadikan sebagai reapondens/sampel sebanyak 25 peternak (total sampling). Data primer dan data sekunder dianalisis secara deskriptif, kantitatif, statistika dan analisis ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produksi susu sapi perah laktasi dan produksi jagung yang dihasilkan oleh peternak, di setiap desa tidak sama, disebabkan skala usaha dan modal yang berbeda. Rata-rata peternak memanfaatkan limbah jerami jagung sebanyak 18,5% peternak, sisanya limbah pertanian dan pakan lainnya. Dukungan pakan dari limbah jerami jagung dapat memenuhi kebutuhan pakan sapi perah sehari-hari serta dapat mengurangi biaya produksi pakan. Rata-rata nilai keuntungan dari usaha sapi perah di peternak R/C 1,50, dan rata-rata nilai keuntungan dari usaha jagung di peternak R/C 1,41. Simpulan yang dapat ditarik bahwa diversifikasi usaha sapi perah dan jagung di peternak nilai R/C >1, usaha tersebut layak untuk dilanjutkan.
Identifikasi Escherichia coli yang Resistan Antibiotik pada Daging Burger yang Dijual di Sekitar Kampus IPB Dramaga Bogor Kumala Andri Asari; Denny Widaya Lukman; Trioso Purnawarman
Jurnal Veteriner Vol 22 No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.412 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.4.515

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cemaran Escherichia coli dan resistansinya terhadap antibiotik pada sampel daging burger yang dijual pada radius 2 km batas Kampus Institut Pertanian Bogor di Dramaga, Bogor. Sebanyak 35 sampel daging burger diperoleh dari semua pedagang burger (tujuh pedagang). Isolasi dan identifikasi E. coli mengacu pada Standar Nasional Indonesia 2897:2008. Uji resistansi terhadap antibiotik menggunakan metode Kirby-Bauer dengan acuan dari Clinical Laboratory Standards Institute tahun 2018. Uji resistansi antibiotik dilakukan terhadap semua isolat E. coli yang didapat dari semua koloni E. coli yang diisolasi dari sampel daging burger. Antibiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah ampisilin, amoksisilin, streptomisin, oksitetrasiklin, tetrasiklin, sefotaksim, gentamisin, enrofloksasin, asam nalidiksat, kloramfenikol, dan trimetoprim-sulfametoksasol. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil pengujian menunjukkan11,4% (4 dari 35 sampel) positif E. coli. Isolat yang diperoleh dari empat sampel ada lima isolat E. coli (100%) yang resistan terhadap antibiotik yang diuji. Resistansi tertinggi ditemukan pada antibiotik streptomisin (100%) dan gentamisin (80%). Dari lima isolat E. coli yang didapat, empat isolat di antaranya telah resistan terhadap tiga atau lebih golongan antibiotik yang dikenal sebagai multi-drug resistant (MDR), dengan pola resistansi yang terdiri atas AMP-AMC-S-CN (ampisilin-amoksisilin-streptomisin-gentamisin), AMP-S-ENR-NA-SXT-CN (ampisilin-streptomisin-enrofloksasin-asam nalidiksat-trimetoprim sulfametoksasol-gentamisin), dan AMP-S-ENR-NA-SXT-OT-CN (ampisilin-streptomisin- enrofloksasin-asam nalidiksat- trimetoprim sulfametoksasol-oksitetrasikilin-gentamisin). Keberadaan E. coli resistan pada daging burger yang termasuk pangan siap santap (ready-to-eat food) dapat menimbulkan risiko kesehatan pada konsumen.
Keragaman Massa Abnormal Superfisial pada Mencit (Mus musculus) di Malang Raya Andreas Bandang Hardian; Sang Ayu Putri Aristya Dewi; Maulidi Robingi Mardiyani Wukirani; Essly Hervianingsih Adha
Jurnal Veteriner Vol 22 No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.116 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.4.554

Abstract

Mencit dikenal sebagai salah satu jenis hewan coba yang mudah dikembangbiakan. Beberapa galur mencit telah digunakan secara luas untuk tujuan riset eksperimental maupun komparatif. Akan tetapi, kontrol genetik dan beberapa aspek pemeliharaan lainnya seringkali kurang diperhatikan terutama pada peternakan mencit tradisional. Hal ini dapat memicu kemunculan beberapa jenis penyakit yang menyebabkan kerugian ekonomi peternak. Salah satu penyakit akibat rendahnya kualitas manajemen pemeliharaan mencit adalah kemunculan massa abnormal superfisial. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi variasi dan karakter morfologis dari temuan massa abnormal superfisial dari mencit-mencit di Malang Raya. Sebanyak 54 ekor mencit dengan massa abnormal superfisial dikoleksi dari tujuh peternakan mencit dan dieutanasi berdasar aturan berlaku. Pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik dilakukan dengan prosedur standar. Pemeriksaan sitologi dilakukan dengan prosedur Fine Needle Aspiration dengan pewarnaan Giemsa. Dua jenis morfologi utama yang dapat dikenali dikategorikan sebagai massa non-neoplastik dan nonneoplastik. Pemeriksaan sitologi pada massa neoplastik menunjukkan selularitas yang tinggi didominasi sel-sel epitelial sedangkan pada massa nonneoplastik didominasi oleh leukosit dan eritrosit. Arsitektur histopatologi dari 36 massa neoplastik menunjukkan karakter adenokarsinoma mammae sedangkan pada massa noneoplastik lebih bervariasi antara lain abses subkutan (13), hematoma (1), krusta (2), dan nodul granulasi (2). Simpulannya adalah massa abnormal superfisial yang muncul pada mencit-mencit yang dibudidayakan di Malang Raya dapat berupa adenokarsinoma, abses subkutan, dan hematoma. Kejadian adenokarsinoma mendominasi jenis massa yang ditemukan disusul oleh abses subkutan dan hematoma.
Respons Sitokin Interferon Gamma Terhadap Derajat Infeksi Skabies pada Kelinci Amirotul Azhimah; Nunuk Dyah Retno Lastuti; Thomas Valentinus Widiyatno; Lucia Tri Suwanti; Poedji Hastutiek
Jurnal Veteriner Vol 22 No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.075 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.4.485

Abstract

Skabies merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Peran IFN-? terhadap reaksi hipersensitivitas skabies dengan tingkat keparahan yang berbeda belum banyak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi peran sitokin IFN-? pada proses peradangan dan tingkat kerusakan kulit akibat derajat infeksi skabies pada kelinci sehingga dapat diketahui lebih lanjut mengenai reaksi patogenesis skabies pada kelinci. Sebanyak 24 ekor kelinci yang secara alami terinfeksi S. scabiei digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini mengelompokkan hewan coba menjadi empat kelompok berdasarkan luasan lesi dan ketebalan krusta akibat infeksi skabies, yaitu: kelompok kontrol, skabies ringan, skabies sedang, dan skabies berat. Setiap kelompok dilakukan pemeriksaan imunohistokimia menggunakan antibodi IFN-?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat infeksi skabies berpengaruh terhadap ekspresi sitokin IFN-? yang ditunjukkan dengan intensitas perubahan warna kecoklatan yang berbeda pada jaringan kulit kelinci yang terinfeksi skabies ringan, skabies sedang, dan skabies berat. Uji statistika dengan uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada ekspresi sitokin IFN-? terhadap skabies ringan, skabies sedang, dan skabies berat P<0,05). Simpulan dari penelitian ini yaitu semakin berat derajat infeksi skabies, ekspresi IFN-? semakin meningkat.
Prevalensi dan Kepekaan Bakteri Enteropatogen terhadap Antibiotik pada Monyet Ekor Panjang dengan Diare di Fasilitas Penangkaran Institut Pertanian Bogor di Dramaga Fhady Risckhy Loe; Suzy Tomongo; Dondin Sajuthi; Uus Saepuloh; Dondin Sajuthi; Irma H Suparto
Jurnal Veteriner Vol 22 No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.091 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.4.523

Abstract

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah salah satu hewan laboratorium dalam penelitian biomedis. Fasilitas penangkaran untuk hewan laboratorium diatur dan didukung oleh kaidah kesejahteraan hewan dan manajemen kesehatan yang baik. Salah satu masalah yang sering terjadi di fasilitas penangkaran adalah diare, termasuk di fasilitas penangkaran IPB Dramaga. Diare menyebabkan penurunan produktivitas karena tingginya morbiditas dan mortalitas. Bakteri enteropatogenik adalah salah satu penyebab diare yang dapat ditularkan antar hewan juga melalui air dan pakan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi prevalensi bakteri enteropatogen pada sampel feses, air dan pakan, menguji kepekanan bakteri enteropatogen terhadap antibiotik dari sampel feses di fasilitas penangkaran Dramaga. Sebanyak 30 sampel feses, enam sampel air dan dua sampel pakan dikoleksi kemudian diuji untuk mengetahui adanya bakteri enteropatogen. Metode mikrobiologis standar digunakan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri enteropatogen dari sampel feses dan pengujian kepekaan antibiotik.. Air dan pakan diuji menggunakan metode angka paling mungkin. Hasil isolasi dan identifikasi bakteri dari sampel feses adalah E. coli (100%), Salmonella enteritidis (97%) dan Shigella sp. (60%). Kontaminasi E. coli dan coliform dalam sampel air dan pakan (pisang dan monkey chow) terdeteksi di atas batas minimum (0/100 mL/g). Semua bakteri enteropatogen sensitif terhadap siprofloksasin dan gentamisin tetapi resisten terhadap eritromisin.
Morphometry of The Reproductive Organs of Female Bandicoots (Echymipera kalubu) Fahry Rafli; Angel Novita Tethool; Freddy Pattiselanno
Jurnal Veteriner Vol 22 No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.666 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.4.562

Abstract

Information about bandicoots in Papua is very limited, because most of the studies conducted are focusing on ecology with study areas in other parts of Indonesia New Guinea. Our knowledge about the reproductive organs of bandicoots, especially females as a local genetic source, is almost completely non-existent. Meanwhile, on the other hand, the development of captive breeding efforts for endemic Papuan animals including bandicoots is currently a concern. Therefore, research on the reproductive organs of female bandicoots is very urgent to get an idea of the reproductive organs that play an important role in the development of captive breeding program. This research was conducted at the Laboratory of Physiology and Animal Reproduction, Faculty of Animal Husbandry, University of Papua from 15 June to 15 September 2017. The reproductive organs of female bandicoots were obtained from female bandicoots hunted around Manokwari. Three female reproductive organs of the bandicoot (Echymipera kalubu) were used in this study, and the morphology of their reproductive organs was observed according to the purpose of the study. As a comparison the reproductive organs of D. minustus were used in this study. The results showed that the female reproductive organs of E. kalubu had an “advanced duplex” type with a pair of ovaries, fallopian tubes, uterus, vaginal cul de sac, cervix and lateral vagina. Morphologically, the reproductive organs of E. kalubu have a certain uniqueness, different from the reproductive organs of other female marsupials, so they need serious attention in developing captive breeding program in the near future.
Sensitivitas Multiplex-Polymerase Chain Reaction Gen 12S rRNA dalam Mendeteksi Pemalsuan Daging Sapi dengan Daging Babi, Anjing dan Tikus Irma Khikmawati; Slamet Diah Volkandari; Zakaria Husein Abdurrahman; Ahmad Pramono; Muhammad Cahyadi
Jurnal Veteriner Vol 22 No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1886.641 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.4.492

Abstract

Daging sapi dan olahannya merupakan sasaran pemalsuan. Pelaku pemalsuan daging sapi mencampur daging sapi dengan daging spesies hewan lain, sehingga berakibat pada berubahnya status kehalalan daging. Selain itu, kondisi tersebut dapat menjadi penyebab serius pada risiko kesehatan, seperti potensi keracunan, sumber penyakit maupun alergi. Pengawasan yang efektif diperlukan guna menjamin keaslian dan keamanan daging. Metode deteksi secara molekuler yang umum digunakan adalah multiplex-PCR karena efisien dan sensitif. Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi sensitivitas multiplex-PCR primer gen 12S rRNA yang spesifik untuk spesies sapi, anjing, babi, dan tikus. Template DNA dibuat masing-masing enam konsentrasi, yaitu 25; 10; 1; 0,1; 0,01; 0,001 ng/ìL untuk proses simplex dan multiplex-PCR. Hasil uji sensitivitas menggunakan metode simplex-PCR menunjukkan bahwa primer gen 12S rRNA dapat mengamplifikasi spesies sapi, anjing, babi, dan tikus dengan akurat hingga konsentrasi 0,001 ng/ìL. Pengujian sensitivitas multiplex-PCR gen 12S rRNA dapat mengamplifikasi spesies sapi, anjing, babi hingga konsentrasi 0,001 ng/ìL dan pada spesies tikus hingga konsentrasi 1 ng/ìL. Metode PCR ini dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam studi halal dan verifikasi label pangan
Potensi Imunomodulator Herbal Ekstrak Etanol Daun Pepaya Varietas Calina terhadap Struktur Jaringan Limpa Tikus Putih Galur Wistar Haris Setiawan; Sri Wijayanti Wulandari; Aritasya Nur Fitriyani
Jurnal Veteriner Vol 22 No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.494 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.4.531

Abstract

Tanaman pepaya varietas calina (Carica papaya L. Var. calina) merupakan salah satu jenis tanaman pepaya yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini memiliki kandungan senyawa aktif yang dapat berperan dalam meningkatkan kerja imun seperti flavonoid, polifenol, tanin dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun pepaya varietas calina sebagai imunomodulator alami terhadap struktur jaringan limpa tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769). Penelitian menggunakan 24 ekor tikus wistar yang dibagi ke dalam empat perlakuan pemberian ekstrak yaitu kontrol (dosis 0 mg/kg BB), P1 (dosis 100 mg/kg BB), P2 (dosis 200 mg/kg BB), dan dosis P3 (300 mg/kg BB) selama 30 hari per oral. Parameter yang diamati meliputi bobot badan, rasio bobot limpa dan histologi limpa yang terdiri dari luas dan diameter pulpa putih serta luas germinal center. Tikus dikorbankan nyawanya pada hari ke-31, kemudian organ limpa diambil dan difiksasi dengan neutral buffer formaline 10%. Limpa dibuat sediaan histologis dengan menggunakan blok parafin dan pewarnaan hematoxylin-eosin. Data dianalisis dengan menggunakan sidik ragam satu arah kemudian dilanjutkan uji jarak berganda Duncan untuk mengetahui tingkat signifikansi antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh perlakuan memberikan pengaruh yang signifikan (P<0,05), dalam hal menambah diameter dan memperluas pulpa putih serta memperluas germinal center pada limpa dibandingkan dengan kontrol. Bobot badan dan rasio organ limpa tidak menunjukan perbedaan secara siginifikan antar perlakuan (P>0,05). Simpulan penelitian adalah ekstrak etanol daun pepaya varietas calina memiliki potensi sebagai agen imunomodulator alami.

Page 1 of 2 | Total Record : 17